Suniti adalah salah satu contoh dari banyak nasabah MBK yang mencapai sukses dalam kegiatan usaha mereka. Lahir pada tahun 1969, nasabah ini hanya bisa sekolah sampai kelas enam SD. Sebelum bergabung dengan MBK, Suniti menjual nasi goreng dan gorengan di depan sekolah. Ketika MBK masuk ke desanya pada tahun 2004, Suniti langsung daftar dan bergabung bersama teman-temannya membentuk sebuah kumpulan. Meskipun lokasi pertemuan kumpulan cukup jauh dari rumah serta lokasi usahanya, tetapi dia mempunyai motivasi utama untuk bergabung MBK yaitu tidak ada jaminan untuk meminjam di MBK. Serta staf MBK memberikan layanan yang baik dan juga ramah.


Jumlah pinjaman pertamanya sebesar Rp 500.000 (USD 55), yang ia gunakan untuk menambah modal usahanya. Setelah beberapa tahun, Suniti membantu membentuk kumpulan baru di dekat rumahnya. Setiap tahun, usahanya berkembang, saat ini ia menjalankan usaha yaitu menjual air bersih dalam galon serta menjual alat tulis, mainan dan aksesoris wanita. Setiap hari Suniti dapat menabung Rp. 50.000 ($ 5.5). Dari tabungan ini Suniti mampu menyekolahkan tiga anaknya. Anak pertamanya telah menyelesaikan sekolah menengah atas dan sekarang sedang berusaha untuk memasuk akademi polisi, meskipun ia telah gagal tiga kali. Saat ini, ia bekerja sebagai penjaga keamanan di bandara Internasional di Jakarta. Anak keduanya ada di tahun terakhir sekolah menengah kejuruan, sementara anak terakhirnya sudah kelas 5 SD.


Suniti sangat berterima kasih atas kesempatan untuk mendapatkan modal kerja dari MBK, yang telah meningkatkan usaha, menambah pendapatan dan untuk mendidik ketiga anaknya, serta menyediakan mereka makanan yang sehat. Menurut Suniti, kehadiran MBK di wilayah itu juga telah meningkatkan ekonomi lokal dan ekonomi tetangganya. Suniti berharap untuk mendapatkan pinjaman lebih besar dari 4 juta (USD430) karena dia ingin menjual minuman dingin, yang membutuhkan lemari es, serta untuk membeli lebih banyak galon untuk bisnisnya jual airnya.